Selasa, 03 Desember 2013

Jaga Baik-baik yaa ;) [Cerpen]

Jaga baik-baik ya ;)



Main Cast : Bisma, Khanza, Reza, Ilham
By : @Steffani_RA (MinPut)



‘Braaakk‼!’. Mungkin suara itu yang didengar oleh Bisma Karisma. Bisma yang sedang berjalan-jalan ditaman langsung dikejutkan oleh suara tabrakan yang cukup keras. Ternyata mobil matic biru terlihat menabrak pohon. Tabrakannya pasti sangat keras karena bisa dilihat jika bagian depan mobil tersebut sudah rusak berat. Waktu masih menunjukkan pukul 05.30 pagi. Masih sedikit kendaraan yang berlalu lalang. Entah kenapa, orang-orang tak melihat sebuah mobil yang menabrak pohon jati dipinggir jalan dan mobilnya rusak parah serta mungkin penumpang mobil tersebut yang sudah tidak bernyawa lagi. Tanpa basa-basi lagi, Bisma segera masuk ke dalam mobil yang menabrak pohon tepi jalan tersebut. Bisma mendapati seorang gadis yang kepalanya membentur kemudi mobil hingga keningnya mengeluarkan darah cukup banyak. Bisma segera membawa gadis tersebut ke rumah sakit terdekat. Meskipun tidak mengenal gadis tersebut, Bisma merasa panik dan takut. Bisma merasa kasihan terhadap gadis tersebut walau Bisma tidak mengenalnya sama sekali. Bisma membawa tubuh gadis tersebut ke dalam ruang UGD yang dibantu oleh 2 orang suster dan seorang dokter. Saat gadis tersebut masih diperiksa didalam ruang UGD, dipintu ruang UGD Bisma mendapati sebuah dompet berwarna coklat terang. Bisma mengambilnya dan di dalamnya terdapat kartu mahasiswa dan beberapa uang. Bisma mengambil kartu mahasiswa dari dompet coklat itu dan Bisma baru tahu jika pemilik dompet tersebut adalah gadis yang ditolongnya. Gadis tersebut bernama Dea Khanzadiputri.  Di kartu nama tersebut tertera nomor telepon rumah dari gadis tersebut. Bisma langsung menelpon nomor telepon yang tertera di kartu mahasiswa itu namun hasilnya tidak ada jawaban. Bisma hanya bisa menunggu diluar ruang UGD hingga ada pemberitahuan lebih lanjut tentang keadaan gadis tersebut.
Beberapa saat kemudian, dokter keluar dari ruang UGD
“Anda keluarga pasien?”tanya dokter tersebut
“I…iya dokter”jawab Bisma gugup. “Dia gak apa-apa kan dok?”sambung Bisma
“Dia terpaksa tidak bisa melihat dunia lagi”jawab dokter tersebut. Bisma tercekat mendengar jawaban dari dokter yang memeriksa keadaan gadis tadi
“Akibat airbag di mobilnya tidak berfungsi, benturan di kepalanya tidak bisa dihindari. Penggunaan airbag mungkin bisa sedikit menyelamatkan kepala pasien agar tidak terbentur kemudi mobil dengan keras. Benturan dikepalanya menjalar ke syaraf matanya dan akhirnya syaraf matanya tidak bisa membantu dia untuk melihat kembali”jelas dokter itu
“Ja…jadi dia…”ucap Bisma menggantung
“Saya harap kamu bisa segera menemukan pendonor mata yang cocok dengan dia. Lebih cepat lebih baik, permisi”pamit dokter tersebut dan langsung pergi. Bisma masuk ke dalam ruang UGD dengan langkah ragu-ragu. Bisma melihat iba tubuh gadis yang dia tolong kini telah tersambung dengan alat-alat medis yang pasti rasanya sangat menyakitkan.
“Oh Tuhan, sungguh malangnya gadis ini. Pasti menyakitkan jika dia tahu apa yang terjadi sebenarnya”batin Bisma. Lalu tak berapa lama kemudian, jari jemari gadis itu bergerak sedikit demi sedikit pertanda dia sudah siuman. Gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanya namun sepertinya dia heran kenapa walaupun dia sudah mengerjap-ngerjapkan matanya suasana ruang yang dia tempati tetap gelap dan seperti tidak ada cahaya sedikitpun. Semuanya berwarna hitam.
“Aku dimana? Kenapa disini gelap banget? Ini dimana kok gak ada cahaya sama sekali”ucap gadis tersebut
“Kamu udah siuman ternyata”ucap Bisma yang membuat gadis itu terkejut lalu ketakutan
“Ka…kamu siapa?”tanya gadis itu ketakutan
“Tenang aja, Dea. Aku bukan orang jahat, aku Bisma”ucap Bisma sambil tersenyum manis
“Kok kamu tau nama aku darimana?”tanya gadis itu kebingungan
“Dompet kamu jatuh tadi dan maaf ya aku tadi liat-liat isinya tapi aku gak ambil apa-apa loh”jawab Bisma
“Ohh gitu. Kamu jangan panggil aku Dea aku gak suka kalo dipanggil begitu. Panggil aku Khanza aja kalo enggak Anza aja. Oh iya nama kamu tadi siapa?”
“Nama aku Bisma, Bisma Karisma. Emang kenapa kamu gasuka dipanggil Dea?”
“Ooohh Bisma. Aku emang gasuka aja”
“Ohh…”
“Oh iya disini kok gelap banget sih kayak gak ada cahaya sedikit pun. Aku aja gak bisa liat muka kamu”
“Aku jujur ya tapi janji kamu jangan marah”
“Iya”
“Kamu tadi nabrak pohon ditepi jalan. Aku liat kamu ngebentur setir mobil keras banget. Kan kalo ada benturan biasanya ada airbagnya, kok mobil kamu gak ada airbagnya?”
“Iya airbag aku emang lagi bermasalah. Kalo ada benturan suka ga muncul”
“Kok kamu bisa nabrak pohon tepi jalan sih?”
“Gatau juga. Mungkin aku salah injek pedal. Niatnya mau nginjek pedal rem tapi keliru injek pedal gas. Yaudah deh kejadiannya terjadi gitu aja”
“Oohh… Tapi maaf ya kamu udah gabisa liat lagi”
“Iya aku udah tau kok kalo aku buta. Hahaha… tapi aku penasaran loh sama kamu”
“Penasaran kenapa?”
“Dari suara kamu udah keliatan kalo kamu cowok yang perhatian, peduli sesama, baik”
“Haha kamu ada-ada aja. Suara aku dari bayi aja emang udah gini adanya”
“Haha kamu ramah banget. Welcome banget sama orang yang baru kamu kenal ga sama kayak orang lain”
“Semua orang mah sebenernya sama tapi tergantung jalan pikiran mereka sendiri aja sehingga semuanya bisa beda-beda kayak gini”
“Tuhkan bener. Bijaknya keluar. Dasar Pak Guru Bisma”
“Iiiiihhh… nyebelin ihh si Khanza ihhh”
“Hahaha”.


Lambat laun, Bisma dan Khanza sudah mulai dekat dan akhirnya mereka bersahabat. Kondisi Khanza juga sudah mulai membaik tinggal menunggu pendonor mata yang cocok untuk Khanza. Sebenarnya dari awal Bisma mengenal Khanza, Bisma sudah memendam rasa untuk Khanza. Rasa itu tiba-tiba timbul begitu saja dihati Bisma. Tumbuh tanpa disirami dan akhirnya semakin tidak bisa ditahan lagi.
“Khanza, aku boleh ngomong sama kamu enggak?”tanya Bisma ragu
“Boleh dong, Bis. Ngomong aja kok pake takut-takut begitu”jawab Khanza
“Aku takut kalo kamu marah”
“Gimana aku mau marah orang kamu juga belom ngomong. Ke Bekasi, ngomong aja siii ahahaha”
“Iya juga sih ya tapi beneran janji ya kamu jangan marah”
“Iya Bisma”
“Aku suka sama kamu, Dea Khanzadiputri”
“HAH?! Ka…kamu suka sama aku Bis?”
“Iya, Za. Entah kapan dan mengapa rasa itu tumbuh dihatiku. Mungkin pertemuan tak sengaja kita dan sikap kamu yang buat rasa itu tumbuh dihati aku. Maaf jika aku mengatakannya sekarang. Mungkin kamu masih kaget. Udahlah lupain aja yang tadi”
“Ngapain dilupain, aku bakal jawab kok sampe aku udah bisa liat lagi”
“Makasih ya, Za Khanza ehehe”
“Iya eMbisss wkwk”

--------------------------------o0o------------------------------- 

“Bisma, kata dokter yang ngerawat aku, aku udah dapet pendonor mata! Akhirnya Tuhan kabulin doaku. Aaaa… Biiiisss aku seneng banget‼”girang Khanza sambil menggenggam tangan Bisma. Bisma hanya tersenyum melihat Khanza yang bahagia
“Iya aku tau kalo kamu seneng hahaha. Congratulation Khanza. Operasinya lancar gak ada gangguan dan hambatan sedikitpun”ucap Bisma sambil tersenyum
“Iya Bisma. Makasih ya”. Lalu beberapa jam kemudian, operasi Khanza dimulai dan 30 menit kemudian, operasi selesai


Khanza sudah bisa melihat kembali. Hatinya sangat gembira namun kegembiraan Khanza tak lengkap karena tidak ada Bisma disampingnya hingga keesokan harinya, Bisma belum sama sekali menjenguk Khanza. Khanza akhirnya memutuskan untuk mendatangi rumah Bisma. Khanza naik angkutan umum karena rumah Bisma dengan rumah sakit sangat jauh. Khanza mengetahui alamat rumah Bisma karena mereka sempat bertukar alamat rumah. Akhirnya Khanza sampai di depan sebuah rumah yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil namun terlihat asri. Khanza membuka pintu rumah tersebut. Ternyata tidak dikunci. Khanza masuk dengan hati-hati dan Khanza melihat seorang pemuda yang duduk diruang tamu sambil memegang tongkat. Khanza bingung karena pemuda ini tidak menyadari kehadirannya
“Permisi”ucap Khanza
“Khanza? Kamu Dea Khanzadiputri kan?”tanya Bisma antusias
“I…iya, kamu kok tahu namaku?”tanya Khanza kebingungan
“Aku Bisma. Inget aku kan? Kamu kesini mau jawab pertanyaan aku yang kemarin-kemarin itu ya? Gimana jawaban kamu? Kamu mau gak?”tanya Bisma tak sabar dengan nada bersemangat. Seketika, Khanza merasa marah karena bisa-bisanya Khanza mengenal Bisma yang ternyata buta
“Gak. Gue gak nerima lo. Mana sudi gue punya pacar buta kayak lo! Apa kata keluarga gue kalo gue punya pacar buta sama cacat fisik kayak lo. Udahlah masalah dirumah sakit anggep aja itu gak terjadi dan gak bakalan pernah terjadi!”bentak Khanza lalu pergi sambil menutup pintu rumah Bisma dengan keras. Bisma hanya tersenyum namun hatinya remuk berkeping-keping. Takkah Khanza sadar jika yang merawatnya adalah Bisma?

------------------------------------o0o---------------------------------

Beberapa bulan kemudian semuanya kembali seperti biasa. Khanza melanjutkan ketertinggalannya selama sebulan. Khanza langsung membuang Bisma dari kehidupannya tanpa rasa penyesalan. Suatu hari, Khanza pulang terlambat. Khanza menunggu taksi namun tidak ada yang lewat lalu sebuah mobil berwarna merah berhenti tepat didepan Khanza. Sang pengemudi keluar dengan muka penuh amarah lalu pemuda lain turun dan berusaha mencegah pemuda yang beraut muka marah
“Lo kan yang namanya Dea Khanzadiputri?”tanya pemuda yang bermuka penuh amarah
“Iya terus kenapa?”Ucap Khanza dengan nada santai
“Kurang ajar lo ngebunuh temen gue!”ucap pemuda beraut muka penuh amarah sambil berusaha meluncurkan kepalan tangannya ke wajah Khanza namun ditahan oleh pemuda yang lain
“Eh, gue gak pernah bunuh siapapun! Lo sok tau banget sih?! Woles kali mas! Gak usah masang muka amarah gitu”bentak Khanza
“Maafin dia. Kenalin gue Ilham ini abang gue Reza. Kita ada sesuatu buat lo”ucap pemuda yang bernama Ilham sambil mengeluarkan sebuah amplop dari kantong kemejanya lalu memberikan ke Khanza
“Surat? Dari siapa?”tanya Khanza
“Tinggal lo buka aja susah banget”sindir Reza namun tak digubris Khanza. Khanza tercekat saat membaca jika surat tersebut dari…. Bisma


‘Hai Khanza! Wazzup mamen? Wakakak :D. Ini aku Bisma, masi inget kan? Kalo gak inget sii ya Pak Guru Bisma deh ehehe :D
Maaf  ya aku baru bisa kabarin keadaan aku sekarang. Maaf ya aku dateng lagi ke kehidupan kamu tapi aku cuma pengen sampein satu hal aja ke kamu. Ya mungkin angka satu bulan udah cukup lama buat lupain sesorang tapi aku enggak. Justru sampai aku mati pun aku gak bisa lupain seseorang yang aku sayang, yaitu kamu. Maaf ya karena aku terlalu PeDe karena bisa nembak kamu tapi kamunya gak nerima ya gapapa sih. Sebenernya kalo boleh jujur hati aku sakit banget pas kamu bentak-bentak aku. Biasanya pake aku-kamuan sekarang pake lo-gue. Mungkin ini surat terakhir yang aku tulis buat kamu. Jangan kira aku buta aku gak bisa nulis ya ehehehe :D Ini surat terakhir aku buat kamu karena mungkin pas kamu baca surat ini, aku udah enggak disini lagi. Pokoknya jalanin hidup kamu selayaknya kamu jalanin kegiatan sehari-hari kamu. Oh iya kalo kamu mau nyari aku, jangan ke rumah aku lagi ya. Aku udah disamping Tuhan. Kamu jangan tangisin aku ya. Aku juga nangis nih kalo kamu nangisin aku :p. Oh iya JAGA BAIK-BAIK YA MATA ITU. JANGAN KOTORI DENGAN AIRMATA KAMU. PELIS JANGAN NANGIS, AKU SELALU LIAT KAMU KOK. KE BEKASI, BAY BAY SIII :p
  
From : Bisma Karisma a.k.a Pak Guru Bisma :p’



“Udah ngerti kan lo?”tanya Reza sinis
“Ini maksudnya apaan? Bisma mana?”tanya Khanza gelisah
“Bisma udah gak ada”jawab Ilham sambil menghembuskan nafas berat
“Dan dia donorin matanya buat elo! Dia mati ketabrak cuma buat nyariin elo”bentak Reza yang seketika membuat hati Khanza seperti tersambar petir
“A…apa? Gak, gak mungkin! Bisma gak mati! Lo berdua bohong kan?!”tanya Khanza dengan mata berkaca-kaca
“Eh, emang mati bisa dimainin? Pikir pake logika! Lo tuh ya gak pernah berterimakasih sama Bisma. Bisma yang ngerawat lo sampe sembuh, Bisma donorin matanya buat lo dan dia nembak lo dengan tulus dan lo bales pake apa? Cewek iblis tau gak sih lo! Cewek gak tau berterimakasih!”bentak Reza
“Stop, Bang! Lo tuh ya pengen gue cekik tau gak”omel Ilham
“Gue tanya sekali lagi BISMA MANA???”tanya Khanza yang sudah menangis
“Bisma udah di Surga, Za. Lo jangan nangis. Jangan kotorin mata Bisma pake airmata lo. Dia gak suka kalo orang yang dia sayang itu nangis gara-gara dia. Jangan bikin dia kecewa”pesan Ilham
“Makamnya dimana?”tanya Khanza sambil menghapus airmatanya
“Mau kita anterin?”tawar Reza dan dibalas dengan anggukan oleh Khanza

------------------------------o0o-------------------------------

Reza, Ilham dan Khanza bersimpuh disamping ‘tempat tinggal baru’ Bisma. Tertulis di nisannya ‘Bisma Karisma bin Karyana. Lahir : 27 November 1990 Wafat : 27 September 2013’. Mereka bertiga menaburkan bunga diatas liang lahat Bisma
“Bis, kita bareng Khanza nih. Seneng kan lo? Oh iya, Bis gue mau curhat nih. Sejak elu udah gak ada, apart sepi gak ada elo. Gak ada yang teriak-teriak buat bangunin elo, gak ada yang nyembunyiin barang-barangnya anak-anak, gak ada yang traktir kita cuankie ahh pokoknya semuanya sepi tanpa lo. Gue ngerapp sekarang juga sendiri, gak ada lo gak ada suara serek-serek beceknya kalo kata lo sendiri. Peliiisss kita kangen sama lo”ucap Reza
“Mbis, gue dedek kesayangan lo nih! Bener sih apa kata Reza, suasana sepi gak ada elo. Gue sekarang juga nganggur, tangan gue gatel gak bisa kempo elu lagi. Berikdens juga gak seru kalo gak ada elo. Lo gak tau sih kalo gue b-kecil juga. Dikamar gue nih ya banyak kok poster lu. Ahhh pokoknya life is flat without you, Bisma”ucap Ilham
“Pak Guru, inget aku kan? Maapkeun aing, Pak. Pak Guru teh selama ini udah baik sama aing tapi kenapa aing marah-marah waktu itu sama Pak Guru? Kadang teh aing suka bingung sama diri sendiri, kenapa bisa benci sama Pak Guru yang udah baik, bijak, pinter, ramah. Makasih Pak Guru gara-gara Pak Guru juga aing udah bisa liat lagi tapi sekarang pak Guru udah gak ada. Aing kangen sama Pak Guru. Ke Bekasi, balik lagi dong siii”ucap Khanza lalu menangis
“Udah yuk udah sore. Bis, kita pulang ya”pamit Ilham
“Tuhan, berikanlah Pak Guru tempat disisi-Mu dan janganlah biarkan dia sedih ya Tuhan”batin Khanza lalu menyusul Reza dan Ilham



-END

By : admin @Steffani_RA (MinPut)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar