Jaga baik-baik ya ;)
Main Cast : Bisma, Khanza, Reza, Ilham
By : @Steffani_RA (MinPut)
‘Braaakk‼!’. Mungkin suara itu yang didengar oleh
Bisma Karisma. Bisma yang sedang berjalan-jalan ditaman langsung dikejutkan
oleh suara tabrakan yang cukup keras. Ternyata mobil matic biru terlihat
menabrak pohon. Tabrakannya pasti sangat keras karena bisa dilihat jika bagian
depan mobil tersebut sudah rusak berat. Waktu masih menunjukkan pukul 05.30
pagi. Masih sedikit kendaraan yang berlalu lalang. Entah kenapa, orang-orang
tak melihat sebuah mobil yang menabrak pohon jati dipinggir jalan dan mobilnya
rusak parah serta mungkin penumpang mobil tersebut yang sudah tidak bernyawa
lagi. Tanpa basa-basi lagi, Bisma segera masuk ke dalam mobil yang menabrak
pohon tepi jalan tersebut. Bisma mendapati seorang gadis yang kepalanya
membentur kemudi mobil hingga keningnya mengeluarkan darah cukup banyak. Bisma
segera membawa gadis tersebut ke rumah sakit terdekat. Meskipun tidak mengenal
gadis tersebut, Bisma merasa panik dan takut. Bisma merasa kasihan terhadap
gadis tersebut walau Bisma tidak mengenalnya sama sekali. Bisma membawa tubuh
gadis tersebut ke dalam ruang UGD yang dibantu oleh 2 orang suster dan seorang
dokter. Saat gadis tersebut masih diperiksa didalam ruang UGD, dipintu ruang
UGD Bisma mendapati sebuah dompet berwarna coklat terang. Bisma mengambilnya
dan di dalamnya terdapat kartu mahasiswa dan beberapa uang. Bisma mengambil
kartu mahasiswa dari dompet coklat itu dan Bisma baru tahu jika pemilik dompet
tersebut adalah gadis yang ditolongnya. Gadis tersebut bernama Dea
Khanzadiputri. Di kartu nama tersebut
tertera nomor telepon rumah dari gadis tersebut. Bisma langsung menelpon nomor
telepon yang tertera di kartu mahasiswa itu namun hasilnya tidak ada jawaban.
Bisma hanya bisa menunggu diluar ruang UGD hingga ada pemberitahuan lebih
lanjut tentang keadaan gadis tersebut.
Beberapa saat kemudian, dokter keluar dari ruang UGD
“Anda keluarga pasien?”tanya dokter tersebut
“I…iya dokter”jawab Bisma gugup. “Dia gak apa-apa
kan dok?”sambung Bisma
“Dia terpaksa tidak bisa melihat dunia lagi”jawab
dokter tersebut. Bisma tercekat mendengar jawaban dari dokter yang memeriksa
keadaan gadis tadi
“Akibat airbag di mobilnya tidak berfungsi, benturan
di kepalanya tidak bisa dihindari. Penggunaan airbag mungkin bisa sedikit
menyelamatkan kepala pasien agar tidak terbentur kemudi mobil dengan keras.
Benturan dikepalanya menjalar ke syaraf matanya dan akhirnya syaraf matanya
tidak bisa membantu dia untuk melihat kembali”jelas dokter itu
“Ja…jadi dia…”ucap Bisma menggantung
“Saya harap kamu bisa segera menemukan pendonor mata
yang cocok dengan dia. Lebih cepat lebih baik, permisi”pamit dokter tersebut
dan langsung pergi. Bisma masuk ke dalam ruang UGD dengan langkah ragu-ragu.
Bisma melihat iba tubuh gadis yang dia tolong kini telah tersambung dengan
alat-alat medis yang pasti rasanya sangat menyakitkan.
“Oh Tuhan, sungguh malangnya gadis ini. Pasti
menyakitkan jika dia tahu apa yang terjadi sebenarnya”batin Bisma. Lalu tak
berapa lama kemudian, jari jemari gadis itu bergerak sedikit demi sedikit
pertanda dia sudah siuman. Gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanya namun
sepertinya dia heran kenapa walaupun dia sudah mengerjap-ngerjapkan matanya
suasana ruang yang dia tempati tetap gelap dan seperti tidak ada cahaya
sedikitpun. Semuanya berwarna hitam.
“Aku dimana? Kenapa disini gelap banget? Ini dimana
kok gak ada cahaya sama sekali”ucap gadis tersebut
“Kamu udah siuman ternyata”ucap Bisma yang membuat
gadis itu terkejut lalu ketakutan
“Ka…kamu siapa?”tanya gadis itu ketakutan
“Tenang aja, Dea. Aku bukan orang jahat, aku
Bisma”ucap Bisma sambil tersenyum manis
“Kok kamu tau nama aku darimana?”tanya gadis itu
kebingungan
“Dompet kamu jatuh tadi dan maaf ya aku tadi
liat-liat isinya tapi aku gak ambil apa-apa loh”jawab Bisma
“Ohh gitu. Kamu jangan panggil aku Dea aku gak suka
kalo dipanggil begitu. Panggil aku Khanza aja kalo enggak Anza aja. Oh iya nama
kamu tadi siapa?”
“Nama aku Bisma, Bisma Karisma. Emang kenapa kamu
gasuka dipanggil Dea?”
“Ooohh Bisma. Aku emang gasuka aja”
“Ohh…”
“Oh iya disini kok gelap banget sih kayak gak ada
cahaya sedikit pun. Aku aja gak bisa liat muka kamu”
“Aku jujur ya tapi janji kamu jangan marah”
“Iya”
“Kamu tadi nabrak pohon ditepi jalan. Aku liat kamu
ngebentur setir mobil keras banget. Kan kalo ada benturan biasanya ada
airbagnya, kok mobil kamu gak ada airbagnya?”
“Iya airbag aku emang lagi bermasalah. Kalo ada
benturan suka ga muncul”
“Kok kamu bisa nabrak pohon tepi jalan sih?”
“Gatau juga. Mungkin aku salah injek pedal. Niatnya
mau nginjek pedal rem tapi keliru injek pedal gas. Yaudah deh kejadiannya
terjadi gitu aja”
“Oohh… Tapi maaf ya kamu udah gabisa liat lagi”
“Iya aku udah tau kok kalo aku buta. Hahaha… tapi
aku penasaran loh sama kamu”
“Penasaran kenapa?”
“Dari suara kamu udah keliatan kalo kamu cowok yang
perhatian, peduli sesama, baik”
“Haha kamu ada-ada aja. Suara aku dari bayi aja
emang udah gini adanya”
“Haha kamu ramah banget. Welcome banget sama orang
yang baru kamu kenal ga sama kayak orang lain”
“Semua orang mah sebenernya sama tapi tergantung
jalan pikiran mereka sendiri aja sehingga semuanya bisa beda-beda kayak gini”
“Tuhkan bener. Bijaknya keluar. Dasar Pak Guru
Bisma”
“Iiiiihhh… nyebelin ihh si Khanza ihhh”
“Hahaha”.
Lambat laun,
Bisma dan Khanza sudah mulai dekat dan akhirnya mereka bersahabat. Kondisi
Khanza juga sudah mulai membaik tinggal menunggu pendonor mata yang cocok untuk
Khanza. Sebenarnya dari awal Bisma mengenal Khanza, Bisma sudah memendam rasa
untuk Khanza. Rasa itu tiba-tiba timbul begitu saja dihati Bisma. Tumbuh tanpa
disirami dan akhirnya semakin tidak bisa ditahan lagi.
“Khanza, aku boleh ngomong sama kamu enggak?”tanya
Bisma ragu
“Boleh dong, Bis. Ngomong aja kok pake takut-takut
begitu”jawab Khanza
“Aku takut kalo kamu marah”
“Gimana aku mau marah orang kamu juga belom ngomong.
Ke Bekasi, ngomong aja siii ahahaha”
“Iya juga sih ya tapi beneran janji ya kamu jangan
marah”
“Iya Bisma”
“Aku suka sama kamu, Dea Khanzadiputri”
“HAH?! Ka…kamu suka sama aku Bis?”
“Iya, Za. Entah kapan dan mengapa rasa itu tumbuh
dihatiku. Mungkin pertemuan tak sengaja kita dan sikap kamu yang buat rasa itu
tumbuh dihati aku. Maaf jika aku mengatakannya sekarang. Mungkin kamu masih
kaget. Udahlah lupain aja yang tadi”
“Ngapain dilupain, aku bakal jawab kok sampe aku
udah bisa liat lagi”
“Makasih ya, Za Khanza ehehe”
“Iya eMbisss wkwk”
--------------------------------o0o-------------------------------
“Bisma, kata dokter yang ngerawat aku, aku udah
dapet pendonor mata! Akhirnya Tuhan kabulin doaku. Aaaa… Biiiisss aku seneng
banget‼”girang Khanza sambil menggenggam tangan Bisma. Bisma hanya tersenyum
melihat Khanza yang bahagia
“Iya aku tau kalo kamu seneng hahaha. Congratulation
Khanza. Operasinya lancar gak ada gangguan dan hambatan sedikitpun”ucap Bisma
sambil tersenyum
“Iya Bisma. Makasih ya”. Lalu beberapa jam kemudian,
operasi Khanza dimulai dan 30 menit kemudian, operasi selesai
Khanza sudah bisa melihat kembali. Hatinya sangat
gembira namun kegembiraan Khanza tak lengkap karena tidak ada Bisma
disampingnya hingga keesokan harinya, Bisma belum sama sekali menjenguk Khanza.
Khanza akhirnya memutuskan untuk mendatangi rumah Bisma. Khanza naik angkutan
umum karena rumah Bisma dengan rumah sakit sangat jauh. Khanza mengetahui
alamat rumah Bisma karena mereka sempat bertukar alamat rumah. Akhirnya Khanza
sampai di depan sebuah rumah yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil
namun terlihat asri. Khanza membuka pintu rumah tersebut. Ternyata tidak
dikunci. Khanza masuk dengan hati-hati dan Khanza melihat seorang pemuda yang
duduk diruang tamu sambil memegang tongkat. Khanza bingung karena pemuda ini
tidak menyadari kehadirannya
“Permisi”ucap Khanza
“Khanza? Kamu Dea Khanzadiputri kan?”tanya Bisma
antusias
“I…iya, kamu kok tahu namaku?”tanya Khanza
kebingungan
“Aku Bisma. Inget aku kan? Kamu kesini mau jawab
pertanyaan aku yang kemarin-kemarin itu ya? Gimana jawaban kamu? Kamu mau
gak?”tanya Bisma tak sabar dengan nada bersemangat. Seketika, Khanza merasa
marah karena bisa-bisanya Khanza mengenal Bisma yang ternyata buta
“Gak. Gue gak nerima lo. Mana sudi gue punya pacar
buta kayak lo! Apa kata keluarga gue kalo gue punya pacar buta sama cacat fisik
kayak lo. Udahlah masalah dirumah sakit anggep aja itu gak terjadi dan gak
bakalan pernah terjadi!”bentak Khanza lalu pergi sambil menutup pintu rumah
Bisma dengan keras. Bisma hanya tersenyum namun hatinya remuk berkeping-keping.
Takkah Khanza sadar jika yang merawatnya adalah Bisma?
------------------------------------o0o---------------------------------
Beberapa bulan kemudian semuanya kembali seperti
biasa. Khanza melanjutkan ketertinggalannya selama sebulan. Khanza langsung
membuang Bisma dari kehidupannya tanpa rasa penyesalan. Suatu hari, Khanza
pulang terlambat. Khanza menunggu taksi namun tidak ada yang lewat lalu sebuah
mobil berwarna merah berhenti tepat didepan Khanza. Sang pengemudi keluar
dengan muka penuh amarah lalu pemuda lain turun dan berusaha mencegah pemuda
yang beraut muka marah
“Lo kan yang namanya Dea Khanzadiputri?”tanya pemuda
yang bermuka penuh amarah
“Iya terus kenapa?”Ucap Khanza dengan nada santai
“Kurang ajar lo ngebunuh temen gue!”ucap pemuda
beraut muka penuh amarah sambil berusaha meluncurkan kepalan tangannya ke wajah
Khanza namun ditahan oleh pemuda yang lain
“Eh, gue gak pernah bunuh siapapun! Lo sok tau
banget sih?! Woles kali mas! Gak usah masang muka amarah gitu”bentak Khanza
“Maafin dia. Kenalin gue Ilham ini abang gue Reza.
Kita ada sesuatu buat lo”ucap pemuda yang bernama Ilham sambil mengeluarkan
sebuah amplop dari kantong kemejanya lalu memberikan ke Khanza
“Surat? Dari siapa?”tanya Khanza
“Tinggal lo buka aja susah banget”sindir Reza namun
tak digubris Khanza. Khanza tercekat saat membaca jika surat tersebut dari….
Bisma
‘Hai
Khanza! Wazzup mamen? Wakakak :D. Ini aku Bisma, masi inget kan? Kalo gak inget
sii ya Pak Guru Bisma deh ehehe :D
Maaf
ya aku baru bisa kabarin keadaan aku
sekarang. Maaf ya aku dateng lagi ke kehidupan kamu tapi aku cuma pengen
sampein satu hal aja ke kamu. Ya mungkin angka satu bulan udah cukup lama buat
lupain sesorang tapi aku enggak. Justru sampai aku mati pun aku gak bisa lupain
seseorang yang aku sayang, yaitu kamu. Maaf ya karena aku terlalu PeDe karena
bisa nembak kamu tapi kamunya gak nerima ya gapapa sih. Sebenernya kalo boleh
jujur hati aku sakit banget pas kamu bentak-bentak aku. Biasanya pake
aku-kamuan sekarang pake lo-gue. Mungkin ini surat terakhir yang aku tulis buat
kamu. Jangan kira aku buta aku gak bisa nulis ya ehehehe :D Ini surat terakhir
aku buat kamu karena mungkin pas kamu baca surat ini, aku udah enggak disini
lagi. Pokoknya jalanin hidup kamu selayaknya kamu jalanin kegiatan sehari-hari
kamu. Oh iya kalo kamu mau nyari aku, jangan ke rumah aku lagi ya. Aku udah
disamping Tuhan. Kamu jangan tangisin aku ya. Aku juga nangis nih kalo kamu
nangisin aku :p. Oh iya JAGA BAIK-BAIK
YA MATA ITU. JANGAN KOTORI DENGAN AIRMATA KAMU. PELIS JANGAN NANGIS, AKU SELALU
LIAT KAMU KOK. KE BEKASI, BAY BAY SIII :p
From
: Bisma Karisma a.k.a Pak Guru Bisma :p’
“Udah ngerti kan lo?”tanya Reza sinis
“Ini maksudnya apaan? Bisma mana?”tanya Khanza
gelisah
“Bisma udah gak ada”jawab Ilham sambil menghembuskan
nafas berat
“Dan dia donorin matanya buat elo! Dia mati ketabrak
cuma buat nyariin elo”bentak Reza yang seketika membuat hati Khanza seperti
tersambar petir
“A…apa? Gak, gak mungkin! Bisma gak mati! Lo berdua
bohong kan?!”tanya Khanza dengan mata berkaca-kaca
“Eh, emang mati bisa dimainin? Pikir pake logika! Lo
tuh ya gak pernah berterimakasih sama Bisma. Bisma yang ngerawat lo sampe
sembuh, Bisma donorin matanya buat lo dan dia nembak lo dengan tulus dan lo bales
pake apa? Cewek iblis tau gak sih lo! Cewek gak tau berterimakasih!”bentak Reza
“Stop, Bang! Lo tuh ya pengen gue cekik tau gak”omel
Ilham
“Gue tanya sekali lagi BISMA MANA???”tanya Khanza
yang sudah menangis
“Bisma udah di Surga, Za. Lo jangan nangis. Jangan
kotorin mata Bisma pake airmata lo. Dia gak suka kalo orang yang dia sayang itu
nangis gara-gara dia. Jangan bikin dia kecewa”pesan Ilham
“Makamnya dimana?”tanya Khanza sambil menghapus
airmatanya
“Mau kita anterin?”tawar Reza dan dibalas dengan
anggukan oleh Khanza
------------------------------o0o-------------------------------
Reza, Ilham dan Khanza bersimpuh disamping ‘tempat
tinggal baru’ Bisma. Tertulis di nisannya ‘Bisma Karisma bin Karyana. Lahir :
27 November 1990 Wafat : 27 September 2013’. Mereka bertiga menaburkan bunga
diatas liang lahat Bisma
“Bis, kita bareng Khanza nih. Seneng kan lo? Oh iya,
Bis gue mau curhat nih. Sejak elu udah gak ada, apart sepi gak ada elo. Gak ada
yang teriak-teriak buat bangunin elo, gak ada yang nyembunyiin barang-barangnya
anak-anak, gak ada yang traktir kita cuankie ahh pokoknya semuanya sepi tanpa
lo. Gue ngerapp sekarang juga sendiri, gak ada lo gak ada suara serek-serek
beceknya kalo kata lo sendiri. Peliiisss kita kangen sama lo”ucap Reza
“Mbis, gue dedek kesayangan lo nih! Bener sih apa
kata Reza, suasana sepi gak ada elo. Gue sekarang juga nganggur, tangan gue
gatel gak bisa kempo elu lagi. Berikdens juga gak seru kalo gak ada elo. Lo gak
tau sih kalo gue b-kecil juga. Dikamar gue nih ya banyak kok poster lu. Ahhh
pokoknya life is flat without you, Bisma”ucap Ilham
“Pak Guru, inget aku kan? Maapkeun aing, Pak. Pak
Guru teh selama ini udah baik sama aing tapi kenapa aing marah-marah waktu itu
sama Pak Guru? Kadang teh aing suka bingung sama diri sendiri, kenapa bisa
benci sama Pak Guru yang udah baik, bijak, pinter, ramah. Makasih Pak Guru
gara-gara Pak Guru juga aing udah bisa liat lagi tapi sekarang pak Guru udah
gak ada. Aing kangen sama Pak Guru. Ke Bekasi, balik lagi dong siii”ucap Khanza
lalu menangis
“Udah yuk udah sore. Bis, kita pulang ya”pamit Ilham
“Tuhan, berikanlah Pak Guru tempat disisi-Mu dan
janganlah biarkan dia sedih ya Tuhan”batin Khanza lalu menyusul Reza dan Ilham
-END
By : admin @Steffani_RA (MinPut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar